Jumat, 03 Februari 2012

Asal Mula Pasar Ceplak

Kalau kita membuka kamus bahasa Sunda, ceplak atau nyeplak mengandung arti mengeluarkan suara dari mulut ketika sedang makan. Tata cara makan seperti itu kalau buat orang Sunda dinggap tidak sopan.

Akan tetapi di Kota Garut terdapat Pasar Ceplak yang merupakan tempat makan orang banyak. Menurut berita yang banyak diketahui oleh pedagang di Pasar Ceplak memang mempunyai sejarah tersendiri.

Pada suatu waktu tahun 1970-an, keadaan ekonomi waktu itu sedang sulit karena kemarau yang panjang. Makanan sangat sulit ditemui sampai-sampai masyarakat memakan sangu oyek (nasi yang terbuat dari ketela pohon). Sehingga keadaan seperti itu dijadikan bahan obrolan antara orang yang lagi belanja dengan pedagang di pasar. Di antara bahan obrolan tersebut yaitu, bagaimana nikmatnya memakan sangu oyek sampai ceplak (mengunyah dengan mengeluarkan bunyi decakan).

Pasar Ceplak dulunya dikenal dengan nama jalan Biodeem (Koramil). Pada tahun 1970-an jalan itu dibagi dua, sebelah barat Jl. Siliwangi lalu sebelah timur Jl. Ceplak. Saat ini sampai ke sebelah barat juga termasuk Jl. Siliwangi yang memanjang di mulai dari Jl. Kiansantang sampai ke ujung Jl. Ciledug.

Lahan yang dipakai Pasar Ceplak dimulai dari perempatan Jl. Cikuray sampai ujung Jl. Ciledug yang panjangnya kurang lebih 200 meter. Keramaian di Pasar Ceplak hanya pada waktu malam saja, sehingga orang yang pertama kali datang waktu pagi tidak menyangka kalau tempat tersebut merupakan Pasar Ceplak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar