BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Industrialisasi merupakan sebuah proses yang mengolah bahan-bahan alam
menjadi sebuah barang yang bernilai dengan menggunakan mesin. Dengan
menggunakan peralatan mesin dalam mengolah barang, tentu saja banyak
menggunakan sumber daya alam yang non-renewable,
atau sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Hal tersebut tentu saja
akan berdampak kepada generasi-generasi penerus yang mungkin saja sumber daya
alam tersbebut habis. Industrialisasi juga cenderung tidak bersahabat terhadap
lingkungan sekitar. Terbukti ketika banyak pabrik-pabrik yang sembarangan
membuang limbah industrinya ke sungai-sungai warga. Selain itu pula, di dalam
mekanisme pabrik itu sendiri menghasilkan asap pabrik yang sangat hitam yang
membuat polusi udara sekitar.
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk
mengetahui dan memahami mengenai keadaan lingkungan global yang di perjuangkan
oleh Green Peace.
1.3. Permasalahan
1.3.1. Bagaimanakah sejarah lahirnya Green
Peace ?
1.3.2. Bagaimanakah kegiatan Greenpeace di
Asia Tenggara termasuk di Indonesia ?
1.3.3. Bagaimanakah peranan Greenpace ?
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1.
Pengertian Greenpeace
Greenpeace adalah organisasi kampanye
global yang bertindak untuk mengubah sikap dan perilaku, untuk melindungi dan
melestarikan lingkungan dan mempromosikan perdamaian melalui[1][4]; membuat sebuah revolusi energi untuk
mengatasi ancaman nomor satu yang dihadapi planet kita: perubahan iklim,
menjaga laut kita dengan menantang perikanan boros dan merusak, dan menciptakan
jaringan cadangan laut global, melindungi hewan-hewan dan hutan alam di dunia,
tumbuhan dan orang-orang yang bergantung pada mereka, bekerja untuk pelucutan
senjata dan perdamaian dengan menangani penyebab konflik dan menyerukan
penghapusan semua senjata nuklir, menciptakan masa depan yang bebas racun
dengan alternatif manufaktur yang lebih aman untuk bahan kimia berbahaya dalam
produk saat ini, kampanye untuk pertanian berkelanjutan dengan menolak
organisme rekayasa genetika, melindungi keanekaragaman hayati dan mendorong
tanggung jawab pertanian sosial.
Pada umumnya industrialisasi dalam
menghasilkan suatu barang produksi cenderung tidak memperhatikan keadaan dan
kesehatan lingkungan sekitar. Banyak norma-norma lingkungan yang dilanggar
dengan tujuan keuntungan semata. Manusia dan alam merupakan satu kesatuan yang
saling berhubungan satu dan yang lainnya, masing-masing memiliki fungsi yang
saling memenuhi fungsi lainnya, simbiosis
mutualisme. Apabila terjadi ketidak seimbangan antara manusia dan alam,
maka banyak kerusakan-kerusakan yang akan merugikan lingkungan hidup kita.
Dalam kasus ini, Greenpeace merupakan
salah satu New Social Movement (NSM)
dikarenakan isu utama yang menjadi perbincangan mereka adalah isu tentang
lingkungan yang dilakukan dalam bentuk
kampanye ketidak setujuan terhadap industrialisasi yang cenderung tidak
memperhatikan lingkungan sekitar. Isu lingkungan tersebut dibawa menjadi isu
global dikarenakan setiap individu harus memperhatikan keadaan lingkungan
sekita agar menjaga kelestarian hidup di masa yang akan dating
2.2. Sejarah Lahirnya Greenpeace
Asal
mula Greenpeace dimulai dengan pembentukan formasi Don't Make A
Wave Committee oleh sekelompok aktivis Kanada dan Amerika
di Vancouver
pada 1970.
Nama komite ini diambil dari sebuah slogan yang
digunakan selama protes terhadap uji coba
nuklir Amerika Serikat pada akhir 1969, komite datang
bersama-sama dengan sasaran menghentikan ujicoba pemboman nuklir bawah tanah
tahap ke-dua dengan kode Canikkin, oleh militer AS
dibawah pulau Amchitka, Alaska. Kapal
ekspedisi pertama disebut Greenpeace I, kapal ekspedisi ke-dua disebut Greenpeace
Too! [1].
Uji coba tidak berhasil dihentikan, tetapi komite telah membentuk dasar untuk
aktivitas Greenpeace selanjutnya.
Bill
Darnell adalah orang yang mengkombinasikan kata green (hijau) dan peace
(damai), yang kemudian menjadi nama bagi organisasi ini.
Pada
4 Mei
1972, setelah Dorothy
Stowe menyelesaikan masa jabatan ketua Don't Make A Wave Committee, organisasi
ini kemudian secara resmi mengganti namanya menjadi "Yayasan
Greenpeace". risa dwi cahyani kemudian sebagi direkturnya
2.3. Peran Greenpeace
Greenpeace sebagai organisasi yang
berdiri sejak 1971 bertujuan memperjuangkan kelestarian lingkungan dan
perdamaian dunia. Di mana ada kerusakan lingkungan, di situlah Greenpeace hadir
menjadi saksi mata bagi dunia.
Greenpeace berhasil mengubah
kebijakan pemerintahan dunia dari yang tidak berpihak pada pelestarian lingkungan
dan perdamaian menjadi kebijakan yang pro-lingkungan dan perdamaian. Tonggak
keberhasilan Greenpeace pertama adalah menghentikan percobaan nuklir Amerika
Serikat di Amchitka Island, Alaska. Aksi Greenpeace mampu mengubah kebijakan
AS. Pemerintah AS menghentikan percobaan senjata nuklir dikawasan itu dan
memetakan kawasan itu sebagai kawasan lindung untuk burung-burung.
Bagaimana Greenpeace mampu bertahan
selama kurang lebih 37 tahun? Jawabannya karena Greenpeace memegang teguh dan
menjaga nilai-nilai dan prinsip-prinsip organisasi sejak awal berdiri dengan
konsisten sehingga menjadi organisasi yang kuat selama lebih dari 30 tahun.
BAB
III
PEMBAHASAN
3.1. Organisasi Greenpeace
Greenpeace
internasional sendiri dimulai pada tahun 1971, dengan dimotivasi oleh visi
mereka atas dunia yang hijau dan damai. Greenpeace dipelopori oleh sebuah
kelompok kecil dari para aktifis pelayaran dari Vancouver, Kanada, dengan kapal
penangkap ikan yang sudah tua. Para aktivis ini, pendiri Greenpeace, percaya
bahwa beberapa individu bisa membuat sesuatu yang beda.
Misi mereka
adalah “bear witness” – atau yang menjadi saksi dan merekam pengrusakan
lingkungan. Pada awalnya, misi ini dipakai dalam aksi protes atas pengujian
nuklir di Amchitka, lepas pantai bagian barat Alaska. Prinsip aksi langhsung
ini bersama dengan konfrontasi damai merupakan patokan dari tiap kampanye
Greenpeace. Misi “bear witness” inilah yang kemudian menjadi salah satu prinsip
dasar Greenpeace.Saat ini, Greenpeace merupakan sebuah organisasi internasional
yang memprioritaskan kampanye lingkungan global. Greenpeace internasional
berpusat di Amsterdam, Belanda dan Greenpeace telah mempunyai 2,8 juta
pendukung di seluruh dunia dan kantor nasional serta daerah di 41 negara,
termasuk negara-negara di Asia dan Asia Tenggara.
3.2. Greenpeace di Asia Tenggara
Asia Tenggara
sangat berarti bagi masa depan kelestarian planet bumi. Warisan kekayaan alami
yang ada di wilayah ini patut diperjuangkan kelestariannya. Walau demikian,
seiring bertumbuhnya sektor ekonomi dan industri secara pesat dalam 30 tahun
terakhir ini juga mengakibatkan kerusakan lingkungan yang cukup besar. Dampak
lingkungan di wilayah ini juga meluas ke luar batas-batas negara Asia Tenggara.
Degradasi lingkungan yang parah telah dialami seantero Asia Tenggara. Disamping
krisis keuangan yang melanda Asia belum lama ini, polusi dan penghancuran
sumber daya alam semakin parah, sementara perusahaan-perusahaan multinasional dan
negara-negara industri mengarahkan wilayah ini untuk ekspansi operasi dan
teknologi mereka yang merusak lingkungan. Yang semakin memperparah masalah ini
adalah kurangnya kesadaran masyarakat Asia mengenai kerusakan lingkungan dan lemahnya
mekanisme demokrasi untuk memperkuat masyarakat dalam memengaruhi pengambilan
keputusan. Melihat pentingnya potensi pembangunan dan ancaman di wilayah ini,
dan dalam rangka konsolidasi dan pengembangan kampanyenya di Asia Tenggara,
Greenpeace meningkatkan kegiatannya di wilayah ini.
Greenpeace
sudah banyak bekerja di banyak wilayah di Asia, termasuk menghentikan importasi
limbah berbahaya, menentang pengiriman radioaktif,
berkampanye melawan terhadap pembinasaan hutan, melobi pemerintah mengenai
isu-isu energi berkelanjutan dan menyoroti bahaya limbah pembakaran. Seringkali
bersama dengan kelompok-kelompok lokal lainnya, Greenpeace telah menggalang
kampanye sukses di Filipina, Taiwan, India, dan Indonesia. Greenpeace berkomitmen untuk mengembangkan
keberadaan Asia pada akhir tahun 80-an dan awal 90-an, dan Greenpeace membuka
kantor pertamanya di Jepang (1989) dan kemudian di Cina (1997). Penjajakan awal
juga dilakukan di Asia Tenggara dengan fokus utama pada Indonesia
dan Filipina.
Asia
Tenggara merupakan posisi kunci untuk menentukan keamanan lingkungan global.
Selama 30 tahun terakhir, Greenpeace telah sukses berkampanye di negara-negara
industri untuk mengurangi dan menghapuskan polusi dan
degradasi lingkungan. Tetapi, usaha-usaha dan capaian ini dapat dengan mudah
diputarbalikkan pada saat perusahaan-perusahaan multinasional tersebut tetap
mengekspor teknologi kotor yang mengakibatkan penurunan dampak lingkungan di
wilayah ini. Dengan demikian, setelah penjajakan bertahun-tahun dan berkampanye
di negara-negara kunci, akhirnya Greenpeace berhasil membuka kantor di wilayah
ini. Greenpeace Asia Tenggara secara resmi didirikan pada tanggal 1 Maret
2000.
3.3.
Kegiatan Greenpeace di Indonesia
Pada dasarnya,
Greenpeace berpegang pada prinsip aksi tanpa kekerasan (non violence direct
action), hal itu semata-mata untuk mengembalikan hak-hak sipil masyarakat.
Dalam melakukan aksinya, Greenpeace bersandar pada ideologi penyelamatan
lingkungan.
Banyak kegiatan
penyelamatan lingkungan yang telah dilakukan Grenpeace Internasional maupun
Greenpeace Indonesia sendiri. Kami akan memberikan beberapa contoh kegiatan
yang telah dilakukan oleh GI.
Yang pertama,
GI bersama LSM lingkuhan hidup yang lain, seperti WALHI (Friends of the Earth
Indonesia) dan MANUSIA (Masyarakat Antinuklir Indonesia), menyerukan kepada
pemerintah Indonesia menghentikan upaya-upaya untuk mengembangkan energi nuklir
di Indonesia. Aksi tersebut dilakukan pada tanggal 10 November 2006 yang lalu.
Ketiga LSM tersebut mengkritik perjanjian kerjasama program nuklir yang
ditandatangani oleh pemerintah Indonesia dan Australia.
Mereka
menyanggah pernyataan yang mengatakan bahwa program pengembangan nuklir
tersebut dilakukan dengan tujuan damai dan dalam rangka kerjasama di bidang
keamanan Indonesia-Australia. Mereka berpendapat bahwa, efek yang akan timbul
dari program nuklir itu tidaklah hanya keamanan semata. Di kemudian hari,
nuklir dapat menimbulkan terjadinya pelepasan radiasi yang mematikan dalam
jumlah besar ke lingkungan. Materi radioaktif dapat secara terus menerus
dibuang ke udara dan air. Hal itulah yang membuat penyebaran radiasi secara
cepat dan meluas. Yang menjadi masalah utamanya adalah mengenai pembuangan
limbah radioaktif.
Kegiatan lain
yang mereka lakukan adalah mengadakan aksi damai di Departemen Kehutanan pada
tanggal 11 Desember 2006 yang lalu. Greenpeace meminta agar mencabut “Izin
Membunuh Hutan” yang diberikan pemerintah kepada HPH (Hak Pengusahaan Hutan).
Greenpeace menuntut pemerintah untuk mencegah kerusakan hutan lebih lanjut,
dengan mencabut izin yang sudah ada dan berhenti memberikan izin baru bagi HPH.
Kegiatan yang
ketiga, pada tanggal 2 Februari 2007 yang lalu, GI mengadakan Kampanye Energi
Bersih dengan menyelenggarakan pameran yang berjudul “Clean Energy
[R]evolution” di Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Pemeran tersebut dibuka oleh
Menteri Negara Lingkungan Hidup, Rahmat Witoelar. Tujuan dari pameran itu
adalah untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat umum mengenai bahaya energi
kotor, terutama pembangkit listrik tenaga nuklir dan batubara, dampak dari
perubahan iklim, serta memberikan solusi untuk menerapkan penggunaan energi
yang dapat diperbaharui dan efiensi energi dalam kehidupan sehari-hari. Pameran
yang berlangsung selama enam bulan itu, juga diadakan di Bandung, Semarang,
Jepara, Surabaya, dan Denpasar.
Selain itu, di
Bulan Desember ini Greenpeace akan mengadakan KTT mengenai perubahan iklim. KTT
itu akan diadakan pada tanggal 3 – 14 Desember 2007 di Bali.
Semua kegiatan
itu dilakukan Greenpeace tanpa bergantung pada sokongan dana pemerintah maupun
perusahaan. Sejak tahun 1971, Greenpeace hanya mengandalkan dukungan dana dari
masyarakat maupun lembaga tertentu.
BAB
IV
PENUTUP
4.1.
Kesimpulan
Greenpeace merupakan organisasi (Non Goverment
Organization) kampanye yang independen dan dalam aksinya, Greenpeace
menggunakan konfrontasi kreatif dan tanpa kekerasan (non violence direct
action). Greenpeace menggunakan ideologi penyelamatan lingkungan dalam
kampanyenya. Hal tersebut dikarenakan GI sendiri hadir untuk mengungkapkan
masalah lingkungan hidup serta mendorong solusi yang diperlukan untuk masa
depan yang hijau dan damai.
Greenpeace internasional berpusat di Amsterdam, Belanda
dan Greenpeace telah mempunyai 2,8 juta pendukung di seluruh dunia dan kantor
nasional serta daerah di 41 negara, termasuk negara-negara di Asia dan Asia
Tenggara.
4.2.
Saran
Dari
kesimpulan di atas penulis menyarankan agar kita semua dapat menjaga, merawat
dan memelihara lingkungan. Ayo kita selamatkan bumi kita dan hentikan kerusakan
lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Martell, Luke, Ecology and Society a Introduction, Blackwell Publisher, Oxford:
1994
Dwi Susilo, Rachmad.K, Sosiologi Lingkungan, PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta:2008
Sunarto, Kamanto, Pengantar
Sosiologi, FE UI, Depok: 2004
Tidak ada komentar:
Posting Komentar