Jumat, 03 Februari 2012

Apotek


2.1. Definisi  Apotek
                    Berdasarkan PerMENKES no.889 Tahun 2011, yang dimaksud dengan Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek kefarmasian oleh Apoteker.

2.2. Tugas  dan  Fungsi  Apotek
Apotek memiliki tugas dan fungsi sebagai berikut :
1.      Tempat pengabdian profesi seorang apoteker yang telah mengucap  sumpah Jabatan.
2.      Sarjana  Farmasi untuk  melaksanaka peracikan, pengubahan bentuk pencampuran dan penyerahan obat / bahan  obat.

2.3. Persyaratan  Apotek
Syarat apotek meliputi syarat lokasi,bangunan, perlengkapan  apotek,
Perbekalan farmasi dan tenaga kesehatan.Beberapa syarat itu diantaranya  :
1.      Luas bangunan minimal 50 meter terdiri dari ruang tunggu, ruang  racik dan tempapenyerahan obat,tempat administrasi,tempat penyimpanan   obat, tempat pencucian alat dan toilet.
2.      Bangunan apotek terdiri dari atap memakai genting atau sirap,dinding
 kuat harus tahan air, permukaan rata, dan mudah dibersihkan,langit-langit
 tidak mudah rusak dan berwarna terang.
3.      Lantai tidak lembab,terbuat dari ubin dan semen, memiliki ventilasi  dan sanitasi lingkungan yang baik.
4.      Perlengkapan lain yaitu terdiri dari penerangan,sumber air dan  pemadam minimal dua buah.
5.      Tersedianya alat meracik, kulkas, lemari Narkotika, dan wadah pengemas dalam berbagai ukuran.
6.      Serta papan nama berukuran 40 x 60 cm.

2.4. SIPA         
Merupakan   surat    izin   yang   diberikan   oleh  menteri   Kesehatan   kepada apoteker yang bekerja sama dengan pemilik sarana apotek untuk menyelenggarakan kegiatan apotek di tempat  tertentu.
Untuk  permohonan   Surat  Izin  Praktek Apoteker  ( SIPA )  dapat  diajukan  ke Dinas   Kesehatan       Kabupaten      kemudian      Kelapa      Dinas    Kesehatan melakukan  pemeriksaan    setempat.   Izin     akan     keluar     jika    persyaratan   sudah   memenuhi syarat,      dan      izin      ditunda       jika       ada     beberapa      syarat     yang      belum  dipenuhi.    Apotek    boleh   melaksanakan aktifitas   perapoteknya  setelah  Surat  Izin Praktek Apoteker  ( SIPA )  keluar.

2.5. Perubahan  SIPA
Surat  Izin  Praktek Apoteker  biasa  terjadi  perubahan  jika  terjadi  hal-hal  berikut  ini :
1.      Terjadinya  pergantian  nama  apotek.
2.      Terjadi  perubahan  nama  apotek  tanpa  pemindahan  lokasi  apotek.
3.      Surat  Izin  Apotek  hilang  atau  rusak.
4.      Terjadi  pergantian  Apoteker  Pengelola  Apotek  ( APA ).
5.      Terjadi  penggantian  Pemilik  Sarana  Apotek  ( SPA ).
6.      Surat  Izin  Kerja  ( SIK ) dicabut.
7.      Terjadi  pemindahan  lokasi  apotek.
8.      Apoteker  Pengelola  Apotek  ( APA )  meninggal  dunia.

2.6.  Pengelolaan  Apotek
Pengelolaan apotek meliputi pelayanan kefarmasian,pekerjaan kefarmasian,pengadaan,penyimpanan,penyaluran obat serta pelayanan informasi obat.
Selain  melakukan  pelayanan  obat  tanpa  resep  dokter,  apotek  juga dapat menjual obat tanpa resep meliputi obat bebas,obat bebas terbatas, obat  yang  Terdapat dalam Daftar Obat Wajib Apotek ( DOWA ).

Sistim     administrasi     yang     umum     di    apotek   meliputi  administrasi  keuangan,    administarasi    resep,    administarasi    pembelian,    administrasi  barang, administrasi  piutang,  dan  adinistrasi  kepegawaiaan     Untuk  melaksanakan  tugas  kefarmasian  tersebut  dibutuhkan  tenaga  kerja  baik    tenaga    farmasi    maupun    non    farmasi,    yang    melaksanakan  tugas  sesuai dengan  wewenangnya.

2.7. Pengelolaan  Narkotika  dan  Psikotropika
Obat    Narkotika  dan  Psikotropika  hanya  biasa  dipesan  di  PBF  Kimia  Farma.   Dalam   surat   pesanan,   satu  surat  pesanan  hanya  berisi  satu  jenis  obat  yang  dibuat  oleh  Apoteker.  Obat  Narkotika  dalam  lemari  khusus,  dengan  syarat  lemari
Narkotika  :
1.      Terbuat  dari  kayu  atau  bahan  lain  yang  kuat  berukuran  40 x 80 x 100  cm.
2.      Berpintu   dua,   pintu    pertama  untuk  Penitidin  dan  garam-garamnya,  pintu kedua  untuk  Narkotika  yang  digunakan  sehari-hari.
3.      Jika   ukuran   kurang   dari 40 x 80 x 100  cm  maka  lemari  harus  ditanam  di lantai  atau ditempel  di  tembok.
4.      Tidak  boleh digunakan  untuk  menyimpan  barang  yang  lain  selain narkotika.
5.      Tidak  boleh  terlihat  oleh  umum.
6.      Kunci  dipegang  oleh  penanggung  jawab  atau  yang  dikuasakan.

Obat  Narkotika dan  Psikotropika  hanya  boleh  keluar berdasarkan  resep  dokter,  setiap  obat  yang  keluar dicatat  di  dalam  buku  Narkotika dan  Psikotropika sebagai  data   untuk  dilaporkan  setiap   bulannya  ke  Dinas  Kesehatan  Kabupaten.Untuk   Narkotika   dan   Psikotropika  yang  rusak,  kadaluarsa  atau  tidak  memenuhi  syarat  harus  dimusnahkan, dengan  cara dibakar  kemudian  dibuat  berita  acara   yang   memuat  tanggal,   nama   obat,   jumlah,  cara  pemusnahan,  siapa  yang  menghadiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar